Rabu, 08 Mei 2013

PENILAIAN PORTOFOLIO


PENILAIAN PORTOFOLIO

Pengertian Portofolio

Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan
tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian
dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam
kurikulum.

Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan
mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang
(Pomham, 1984)..

Portofolio sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh
siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai
kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan
sebagai instrument penilaian atau salah satu komponen dari instrument penilaian, untuk
menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga
portofolio untuk penilaian atau asesmen portofolio.

Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan
psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Prilaku kognitif
Berdasarkan taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif
berfikir:



Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat rumus)



Pemahaman (comprehension) : kemampuan memahami (menyimpulkan suatu
paragraph)



Aplikasi (application) : kemampuan penerapan (misalnya menggunakan
informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).



Analisis (analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas
menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti)



Sintesis (synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi
kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian).



Evaluasi (evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk
mengambil tindakan tertentu.

2. Prilaku afektif
Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan
motivasi.
3. Prilaku psikomotorik
Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian
pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian,
olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak
terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk
instrument dan jenis tagihan yang digunakan untuk assesmen portofolio adalah

tes tertulis (obyektif dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan
(lembar pengamatan), non-tes (angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek,
produk dan laporan.

Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio

Sumarna Surapranata dan muhammad Hatta (2004 : 76) mengemukakan penilaian
portofolio dapat digunakan untuk mecapai beberapa tujuan, yaitu :

1. Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik.

2. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.

3. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang berprestasi.

4. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi.

5. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran.

6. Bertukar informasi dengan orang tua peserta didik dan guru lain.

7. Membina dan merpercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik.

8. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.

9. Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.

Adapun fungsi penilaian portofolio adalah sebagai berikut :

1. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam
belajar, perluasan dimensi belajar, dan pembaruan proses pembelajaran.

2. Portofolio sebagai alat pengajaran merupakan komponen kurikulum, karena
portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil
kerja mereka.

3. Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).

4. Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-
assessment.

Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio

Dalam penilaian portofolio harus terjadi interaksi multi arah, yaitu dari guru ke siswa,
dari siswa ke guru, dan dari siswa ke siswa. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas
(2003 : 124) mengemukakan pelaksanaan penilaian protofolio hendaknya memperhaikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa.

2. Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik
dan dokumen yang ada, harus dijaga kerahasiaannya.

3. Joint ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan
dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik.

4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak,
baik guru maupun peserta didik. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada
harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Jenis Penilaian Portofolio

Apabila dilihat dari jumlah peserta didik, maka penilaian portofolio dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu portofolio perorangan dan portofolio kelompok. Menurut Cole, Ryan, and
Kick (1995) portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Portofolio proses, yaitu jenis portofolio yang menunjukan tahapan belajar dan
menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Portofolio
proses menunjukan kegiatan pembelajaran untuk mecapai standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang dituntut oleh kurikulum, serta
menunjukan semua hasil dari awal sampai akhir dalam kurun waktu tertentu.

2. Protofolio produk, yaitu jenis penilaian portofolio yang hanya menekankan pada
penguasaan (materi) dari tugas yang dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan sekumpulan indikator pencapaian hasil belajar, serta hanya menunjukan
evidence yang paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan evidence
tersebut diperoleh. Contoh portofolio produk adalah portofolio tampilan dan
portofolio dokumentasi.

Tahap-Tahap Penilaian Portofolio

Menurut Anthoni J. Nitko (1996 : 281), ada enam tahap untuk menggunakan sebuah
sistem portofolio (six step for crafting s portofolio system), yaitu :

1. Mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio.

2. Mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai.

3. Mengidentifikasi pengorganisasian portofolio.

4. Menggunakan portofolio dalam praktik.

5. Evaluasi pelaksanaan portofolio.

6. Evaluasi portofolio secara umum.

Bahan-bahan Penilaian Portofolio

Hal-hal yang dapat dijadikan bahan penilaian portofolio disekolah diantaranya sebagai
berikut :

1. Penghargaan tertulis

2. Penghargaan lisan

3. Hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh peserta didik

4. Daftar ringkasan hasil pekerjaan

5. Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok

6. Contoh hasil pekerjaan

7. Catatan/laporan dari pihak lain yang relevan

8. Bukti kehadiran

9. Hasil ujian/ulangan

10. Prestasi dari tugas-tugas yang selesai dikerjakan

11. Catatan-catatan kejadian khusus(catatan anekdot)

12. Bahan-bahan lain yang relevan.

Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan
produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:

1. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis atau
dengan penjelasan tertulis.

2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas
untuk mata pelajaran yang bersangkutan.

3.Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang
bersangkutan.

4. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran yang
bersangkutan.

5. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata
pelajaran atau antar mata pelajaran.

6. Penyelesaian soal-soal terbuka.

7. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan
cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan
teman-teman sekelasnya.

8. Laporan kerja kelompok.

9. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio, alat rekam
audio dan computer.

10. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang
bersangkutan.

11. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru
(atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).

12. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang
bersangkutan.

13. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha
peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.

14. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.

PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT)


PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT)

Pengertian

Performance assesment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai
terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap untuk
kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance assesment digunakan untuk
menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasa tersebut dirancang khusus untuk
menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karuya (produk), atau menunjukan
penerapan pengetahua. Yugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3)

Jenis-jenis penilaian kinerja

Jenis penilaian kinerja dibedakan atas 3 dimensi, yaitu:

§ Dimensi yang pertama membedakan antara proses dengan produk
§ Dimensi kedua melibatkan antara pengaturan-pengaturan yang nyata dengan yang
tidak nyata.
§ Dimensi ketiga melibatkan pengaturan yang tersusun secara alami.

Tujuh kriteria yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi penilaian kinerja yaitu:

1. Generability, semakin dapat digeneralisasikan dengan tugas-tugas lain , maka
semakin baik tugas tersebut
2. Authenticity, tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang sering dihadapinya
dalam praktek kehidupan sehari-hari
3. Multiple, tugas yang diberikan sudah mengukur lebih darisatu kemampuan-
kemampuan yang diinginkan.
4. Teachability, tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian
kinerja adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang diajarkan guru.
5. Fairness, tugas yang diberikan harus adil untuk semua peserta tes
6. Feasibility, harus relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti
biaya, ruangan, waktu, atau peralatannya.
7. Scorability, dapat diskor dengan akurat dan reliabel

Keuntungan dan Kekurangan Penilaian Kinerja:

Keuntungan dalam penilaian kinerja

Ø Guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan
hanya dengan tes (paper and pencil test) Saja. Termasuk pula penilaian ketrampilan-
ketrampilan teori tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan ketrampilan-ketrampilan
psychomotor
Ø Dapat mempengaruhi cara belajar siswa dimana siswa tidak hanya sekedar menghapal
saja tetapi bagaimana siswa diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya
dalam menggunakan semua keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat
mengingatnya dengan lebih baik.

Ø Guru dapat mengukur proses kinerja siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.

Kekurangan dalam penilaian kinerja

Ø
Ø
Ø
Ø
Ø
Ø

Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar digunakan
Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak, rata-rata hanya satu orang
Penskoran cederung bias atau subjektif
Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang obyektif
Kurang andal dalam pemberian angka
Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama dalam kegiatan/proses kinerja pada
topik tertentu

Langkah-langkah Dalam Pembuatan Penilaian Kinerja

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat penilaian kinerja antara lain:

a.Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan yang akan
mempengaruhi hasil akhir
b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan
untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak
terlalu banyak, sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa
melaksanakan tugas.
d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati
e. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan
diamati.

Beberapa Bentuk Penilaian Kinerja

Dalam aplikasi di lapangan beberapa penilaian dapat juga dikategorikan ke
dalam penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang menghasilkan suatu benda (produk) lebih
spesifiknya dinamakan penilaian produk (product assessment).
Ada pula yang berbentuk tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu, penilaian
kinerja semacam itu disebut sebagai penilaian projek (product assessment).

v Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian hasil karya siswa yang berbentuk suatu
benda. Benda tersebut dapat terbuat dari kain, kertas, logam,kayu, plastik,
keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung.
Penilaian produk biasa dilakukan pada mata pelajaran kerajinan tangan dan
kesenian, menggambar dan mata pelajaran produktif di sekolah kejuruan
v Penilaian Projek
Salah satu bagian dari penilaian kerja adalah penilaian projek. Projec
didefinisikan sebagai tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu.
Tugas yang dimaksud adalah suatu investigasi sejak dari pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data, sedangkan periode
untuk menyelesaikannya, misalnya selama dua minggu, satu bulan, satu
semester, atau lebih.
Penilaian projek juga dilakukan pada proses dan produk akhir dari tugas
tersebut, baik pada proses maupun produk, penilaian difokuskan ketika sedang
merencanakan, membuat spesifikasi, mencatat, dan mengestimasi.

BAHAN AJAR


BAHAN AJAR

A. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan
pembelajaran (baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS atau yang
tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif) yang di pakai atau
digunakan sebagai pedoman atau panduan baik oleh pendidik atau instruktur dalam
rangka proses pembelajaran serta memberikan materi kepada peserta didik.

B. Tujuan Membuat Bahan Ajar

Terdapat 4 (empat) hal pokok tujuan membuat bahan ajar berdasarkan pedoman
umum pemilihan dan pemanfaatan Bahan Ajar yaitu :

Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu

2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya
rasa bosan pada peserta didik

Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan

Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

Untuk membuat bahan ajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka perlu
memperhatian unsur-unsur yang meliputi :

o Petunjuk belajar, merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diketahui baik
oleh peserta didik maupun pendidik meliputi materi yang akan dibahas dalam
proses pembelajaran;
o Kompetensi yang akan dicapai, bahwa agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik perlu penetapan standar kompetensi yang meliputi standar materi
atau standar isi (content standard) berisikan jenis, kedalaman, & ruang lingkup
materi pembelajaran yang harus dikuasi peserta didik serta standar pencapaian
atau standar penampilan (performance  standard) berisikan tingkat penguasaan
yang harus ditampilkan peserta didik sesuai dengan pokok-pokok pikiran yang
dibahas sehingga jelas indikator pencapaian hasil dalam pembelajaran.
o Informasi pendukung, merupakan informasi-informasi yang harus diketahui
atau dijelaskan kepada peserta didik yang dapat menambah wawasan maupun
pengetahuan peserta didik.
o Latihan-latihan, merupakan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik kepada
peserta didik dalam rangka mempraktekan teori yang telah diberikan sehingga
dengan pemberian latihan akan menambah dan meningkatkan ketrampilan peserta
didik terhadap materi ajar yang diberikan dalam proses pembelajaran.
o Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah form / lembaran yang berisi catatan-
catatan sistematis atau tahapan-tahapan proses kegiatan sebagai langkah
prosedural yang ditempuh peserta didik dalam proses pembelajaran hal ini banyak
dilakukan untuk materi praktek.

o Evaluasi, merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran
artinya sebagai wahana atau sarana mengukur penilaian terhadap pemahaman
dan pekerjaan peserta didik. Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan unjuk kerja
(performance), penugasan (proyek / project), hasil kerja (produk / product), tes
tertulis (paper), portofolio (portfolio), dan penilaian sikap.

D. Bentuk dan Jenis Bahan Ajar

Agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka salah satu
strategi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bentuk-bentuk bahan ajar
baik bahan ajar tertulis maupun tidak tertulis yang meliputi:

Ø Bahan cetak, bahan cetak (printed) yang merupakan sejumlah bahan yang
disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi
Ø Bahan audio, merupakan bahan ajar yang menggunakan sistem sinyal radio
secara langsung yang dapat didengar atau dimainkan oleh orang lain, seperti
kaset, radio, piringan hitam, CD audio
Ø Bahan audio visual atau bahan ajar pandang dengar. Contohnya video, film, CD
film
Ø Bahan Ajar Interaktif (interactive  teaching  material) merupakan kombinasi dari
beberapa media baik audio, gerak, grafik, gambar, animasi dan video. Contohnya
CD interaktif, film interaktif

E. Bahan Ajar Menurut Sifatnya
o Bahan ajar berbasis cetak
o Bahan ajar berbasis teknologi
o Bahan ajar yang digunakan untuk praktik/proyek
o Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi

ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN


ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. ALAT PERAGA
Pengertian Alat Peraga
Alat praga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan
tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien
(Sudjana, 2002 :59 ). Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai
alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif

Jenis-jenis alat peraga.
Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:
a. Gambar
b. Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan
saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh
dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
c. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta
kota-kota
d. Papan tulis.
Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif.
e. Boks pasir
f.Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang
menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka
khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah
mengetahui jarak dari desa ke desa.

Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga

Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:

Ø
Memperjelas

Ø Metode

ØMembuat

Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

memahaminya

mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah

bosan

lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,
melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya

makna

bahan

pelajaran

sehingga

siswa

lebih

mudah

Kekurangan alat peraga yaitu:

Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.

Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan

Perlu kesediaan berkorban secara materiil

Adapun tujuan dari alat peraga untuk:

1. Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.
2. Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
3. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.

Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Ruseffendi
(dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus
memiliki sifat sebagai berikut:

1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).

2. Bentuk dan warnanya menarik.

3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).

4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.

5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)

6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.

7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )

8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang
abstrak bagi siswa.

9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga
itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan,
dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.

10.Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).

B. MEDIA PEMBELAJARAN

Pengertian Media

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas
proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2) tentang pemanfaatan media pengajaran dalam
proses belajar siswa, sebagai berikut:

•Pengajaran

akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.

• Bahan

pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

• Metode

pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.

• Siswa

lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya.

Tujuan menggunakan media pembelajaran :

Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :

ü Mempermudah proses belajar-mengajar

ü Meningkatkan efisiensi belajar-mengajar

ü Menjaga relevansi dengan tujuan belajar

ü Membantu konsentrasi mahasiswa

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar.
Keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan
(3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan
media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu
disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

Minggu, 21 April 2013

Pacaran?

PACAR ??

Kenapa sih banyak yang sibuk cari pacar?
Gak punya pacar juga gak bakalan kelaparan
Gak punya pacar juga gak bakalan miskin
Gak punya pacar juga gak bakalan menderita
Gak punya pacar juga gak bakalan hina
Gak punya pacar juga gak bakalan sengsara
Gak punya pacar juga gak bakalan mati

JUSTRU,,,!!
›› Jika pacaran hidup bisa kelaparan karenanya memikirkan dia,
›› Bisa miskin karena membiayai dia
›› Bisa menderita karena ucapannya
›› Bisa hina karena melanggar agama
›› Bisa sengsara karena terlalu berlebihan terhadapnya
›› Dan Bisa mati karena patah hati.

BENER GAAK,,,,,,???